Seleksi Tenaga Kerja dan Penempatan



SELEKSI TENAGA KERJA DAN PENEMPATAN





NAMA                     : PRIMAJATTI PRATIWI    
NPM                       : 25216797
KELAS                    : 4EB10                
MATA KULIAH    : MANAJEMEN SUMBER DAYA                                       MANUSIA
            




AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA


BAB I
PENDAHULUAN

            Setelah dilaksanakannya rekrutmen dalam manajemen sumber daya manusia, maka tahap selanjutnya adalah seleksi dan penempatan. Melihat kenyataan di lapangan banyak organisasi yang kurang memperhatikan fungsi seleksi dan penempatan ini. Perencanaan dan pelaksanaan seleksi yang kurang matang akan mengakibatkan fungsi seleksi dan penempatan kurang kredibel, alhasil pegawai yang diterima kurang memenuhi standar kualifikasi minimal yang diinginkan sehingga mengakibatkan melemahnya suatu organisasi karena kurangnya tanggung jawab seorang pegawai terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini dikarenakan dalam proses seleksi dan penempatan kurang memperhatikan prosedur-prosedur seleksi dan penempatan.
Karyawan merupakan sumber daya manusia yang diharapkan produktif  dan karyawan yang produktif adalah bukti paling baik suatu proses seleksi yang efektif. Oleh karena itu agar proses seleksi berhasil efektif maka perlu memperhatikan prosedur-prosedur, langkah-langkah, maupun syarat-syarat seleksi dan penempatan.
Proses seleksi karyawan merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia. Hal ini dikatakan karena apakah dalam organisasi terdapat sekelompok karyawan yang memenuhi tuntutan organisasional atau tidak sangat tergantung pada cermat tidaknya proses seleksi yang dilakukan.


           


           



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Seleksi dan Penempatan
      Pengertian seleksi menurut bahasa adalah penyaringan, pemilihan, (untuk mendapatkan yang terbaik). Atau metode dan prosedur yang dipakai oleh bagian personalia (perusahaan) untuk memilih orang untuk mengisi lowongan pekerjaan. Sedangkan penempatan berasal dari kata dasar tempat kemudian mendapatkan imbuhan pe-an, menjadi penempatan yang berarti proses, perbuatan, cara menempati.
      Seleksi dan penempatan merupakan langkah yang diambil segera setelah terlaksananya fungsi rekrutmen. Seperti halnya fungsi rekrutmen, proses seleksi dan penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia. seleksi dan penempatan merupakan serangkai langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seorang pekerja ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang ada di dalam organisasi.
      Robert L Mathis dan John H Jackson menerangkan bahwa seleksi merupakan proses pemilihan individu-individu yang memiliki kualifikasi yang relevan untuk mengisi posisi dalam suatu organisasi. Tanpa para tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sebuah organisasi berada dalam posisi yang lebih buruk untuk berhasil. Seleksi lebih dari sekedar pemilihan orang-orang terbaik dari yang tersedia. Menyeleksi sekumpulan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan (knowledge-skills-abilities-KSAs) yang sesuai, -yang merupakan satu paket yang terdapat pada manusia merupakan usaha untuk memperoleh “kecocokan” antara apa yang dapat dilakukan oleh pelamar dan apa yang ingin lakukan, serta apa yang dibutuhkan oleh organisasi.
      Kecocokan antara pelamar dan organisasi mempengaruhi baik kesediaan perusahaan untuk membuat penawaran kerja dan juga kesediaan pelamar untuk menerima pekerjaan tersebut. Menempatkan seseorang ke posisi yang sesuai disebut penempatan. Secara ideal proses seleksi merupakan proses pengambilan keputusan timbal balik. Perusahaan memutuskan menawarkan lowongan kerja. Calon pelamar apakah perusahaan beserta lamaran nya akan memenuhi kebutuhan dan tujuan pribadinya. Tetapi dalam keadaan biasa pada umumnya proses seleksi cenderung akan ditentukan sepihak, yaitu dominasi pada pihak perusahaan

2.2  Proses Seleksi
1.     Penerimaan pendahuluan pelamar
          Proses ini merupakan jalur dua arah, di mana pelamar memilih organisasi tempat bekerja, dan organisasi memilih orang atau calon karyawan yang tepat. Dalam tahap pendahuluan seleksi, para pelamar memperoleh informasi bahwa surat lamarannya telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Lamaran yang dianggap memenuhi persyaratan dan yang tidak kemudian dipisahkan dan disimpan dalam file yang berbeda.
2.     Tes-tes seleksi
          Tes-tes ini dilaksanakan untuk mendapatkan informasi yang relatif objektif tentang pelamar, diharapkan akan memperoleh calon yang lebih baik bila dibandingkan dengan pelamar lainnya atau dengan karyawan yang sudah ada. Untuk memperoleh informasi (termasuk kemampuan-kemampuan pelamar, maka biasanya dilakukan ujian atau tes tertulis.
a.      Komposisi tes tersebut dilaksanakan oleh organisasi sesuai bidang yang dikerjakan oleh organisasi tersebut. Yang paling umum adalah tes mengisi formulir lamaran (tergantung kebijakan dari organisasi), Kemampuan dan pengetahuan, tes wawancara. Tes mengisi formulir lamaran Pada tahap ini, yang dilakukan oleh organisasi adalah meminta pelamar untuk mengisi formulir lamaran yang telah disediakan dari organisasi. Bila bidang pekerjaan yang dilamar menuntut kemampuan berbahasa Inggris, maka formulir tersebut harus disiapkan dalam bahasa Inggris. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah benar pelamar tersebut yang membuat riwayat hidup yang dikirimkan atau dibuatkan oleh orang lain. Kemudian untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang pelamar yang khusus dibutuhkan untuk tahap seleksi selanjutnya.
b.     Kemampuan dan pengetahuan Tes-tes yang akan diberikan tergantung pada persyaratan yang ditetapkan untuk tiap jabatan dan tingkatan dalam organisasi. Jenis tes yang umum adalah:
1)     Tes kemampuan dan keterampilan teknis. Tes ini tergantung bidang kerja yang dilamar. Tes-tes jenis ini harus dilaksanakan sendiri tetapi bahan atau pertanyaan harus disediakan oleh unit kerja yang akan membutuhkan tenaga kerja.
2)     Tes pengetahuan umum. Sesuai dengan namanya, tes ini bersifat sangat umum dan berkisar tentang hal-hal umum, misalnya kejadian-kejadian terakhir yang ada di Indonesia dan di dunia.
3)     Tes dexterity. Adalah tes khusus untuk mengukur kecekatan tangan atau jari tangan untuk pekerjaan yang membutuhkan kecekatan organ tersebut. Misalnya operator mesin atau peralatan tertentu.
4)     Tes kemampuan atau daya tahan fisik. Biasanya dilakukan pada calon-calon yang akan mengisi jabatan yang memerlukan ketahanan fisik yang prima.
3.     Tes psikologi
          Sebagian besar perusahaan, baik perusahaan besar ataupun kecil, melaksanakan tes psikologi dalam proses seleksi. Namun demikian, ada sebagian perusahaan kecil yang tidak melaksanakan tes psikologi sebagai dasar memilih calon karyawan terbaik, tetapi lebih mempercayakan pada seleksi wawancara saja. Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan sangat rumit dilaksanakan dan membutuhkan biaya yang relatif besar, pertimbangan tersebut melihat perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. Walaupun demikian, kebanyakan perusahaan akan mempercayai tes psikologi untuk mendapatan calon karyawan terbaik.
Berikut beberapa tes psikologi:
a.     Tes kemampuan numeracy. Kemampuan melakukan penghitungan secara cepat dan teliti. Tes ini merupakan bagian dari tes psikologi, tapi terkadang juga dilakukan secara sendiri.
b.     Tes intelegensi dasar. Adalah tes yang mengukur kecerdasan pelamar.
4.     Tes kesehatan
          Pemeriksaan kesehatan atau tes kesehatan merupakan standar pokok prosedur yang telah ditetapkan oleh instansi pemerintahan maupun perusahaan. Pemeriksaan kesehatan biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik kesehatan yang telah di percya oleh perusahaan. Di dalam tes kesehatan akan di ukur kemampuan jasmani pelamar dengan persyaratan pekerjaan. Termasuk kesehatan fisik, mata, pendengaran atau yang lainnya. Apakah dapat mengangkat barang seberat 15 kg, tidak memakai kaca mata, tidak menggunakan alat bantu pendengaran, dan lain sebagainya.
          Tujuannya adalah untuk menghindari diterimanya karyawan yang tidak sehat jasmani untuk memastikan bahwa calon karyawan tersebut telah sehat jasmani maupun mental dan dalam kondisi yang prima atau produktif. Tetapi pemeriksaan kesehatan juga dapat menyelamatkan perusahaan dari beban biaya pemeliharaan kesehatan yang berat bila ternyata calon tersebut tidak lama setelah bergabung mengidap penyakit yang cukup berat. Saat ini biaya pemeliharaan kesehatan menjadi beban yang cukup berat bagi perusahaan, khususnya di negara seperti Indonesia di mana pemeliharaan kesehatan karyawan masih dibebankan kepada karyawan.
5.     Pemeriksaan referensi-referensi
Pemeriksaan referensi bertujuan untuk memperoleh keterangan pelamar di masa lalu. Dari surat keterangan itu akan didapat beberapa informasi tentang pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh calon karyawan. Banyak hal lain yang diperoleh dari pemeriksaan referensi seperti karier, prestasi kerja, latar belakang pendidikan, dan lain sebagainya. Metode yang digunakan untuk pemeriksaan referensi adalah melalui surat dan telepon.
6.     Wawancara
Wawancara merupakan seleksi yang penting dilakukan untuk memperoleh informasi yang belum diperoleh saat tes tertulis, informasi tersebut berupa kepribadian, kemampuan berkomunikasi, dan kondisi fisik si pelamar, karena bertatap muka secara langsung si pelamar. Terkadang terdapat ketidak cocokan informasi yang disampaikan pelamar pada formulir lamaran. Oleh karena itu, pada tahap ini merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk mengukur kemampuan calon karyawan secara langsung
a.       Informasi yang di gali dari tes wawancara adalah:
1)      Kualitas pribadi (penampilan fisik, komunikasi, kosakata, assertives, dll.
2)      Pengalaman bekerja
3)      Kompetensi interpersonal komunikasi
4)      Orientasi karier
b.      Jenis wawancara
1)      Wawancara tak terstruktur. Adalah wawancara yang tidak menggunakan pedoman/kerangka pertanyaan. Dalam wawancara jenis ini, pertanyaan yang diajukan tidak menggunakan pola tertentu dan sering kali dikmbangkan sendiri oleh pewawancara.
2)      Wawancara terstruktur. Adalah wawancara yang menggunakan pedoman wawancara dan kerangka pertanyaan yang jelas.
c.       Metode wawancara
1)      One on one, percakapan antara pewawancara dengan pelamar.
2)      Group interviewer, percakapan antara satu pewawancara dan beberapa pelamar sekaligus.
3)      Board interview, percakapan antara beberapa pewawancara dengan satu atau beberapa pelamar.
4)      Stres interview, wawancara yang secara sengaja ingin menciptakan suasana yang menekan pelamar, baik melalui pertanyaan-pertanyaan maupun rekayasa kondisi saat wawancara berlangsung. Wawancara jenis ini digunakan untuk jabatan-jabatan yang mengandung tekanan atau potensi stres pada karyawannya.
d.      Proses wawancara
1)     Melakukan persiapan (mempelajari lamaran, deskripsi jabatan dan sebagainya
2)     Menciptakan/membangun suasana atau hubungan baik dengan pelamar (dengan cara memulai tepat waktu, mengajukan pertanyaan ringan, menggunakan bahasa tubuh (misalnya: senyum, jabat tangan, postur yang santai.
3)     Melakukan pertukaran informasi/percakapan (proses wawancara)
4)     Menutup wawancara (memberikan informasi setelahnya
5)     Evaluasi (mencatat jawaban spesifik dan kesan-kesan umum tentang pelamar).
e.      Kualifikasi pewawancara
1)     Mempunyai kepribadian yang menyenangkan
2)     Bersikap empati
3)     Memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif, khususnya kemampuan mendengarkan
4)     Memiliki pengetahuan mendalam tentang persyaratan jabatan.
5)     Menghormati orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang dan sifat.
6)     Sadar akan landasan stereotype terhadap wanita dan kelompom minoritas.
f.       Beberapa kesalahan pewawancara
1)     Hallo effect: kesalahan ini terjadi bila pewawancara mengevaluasi peserta seleksi berdasarkan informasi yang terbatas.
Misalnya hanya dengan melihat prestasi akademiknya.
2)     Memberikan penilaian yang positif atau negatif karena pewawancara mempunyai prasangka tertentu (fisik, gender, ras, dan sebagainya) terhadap peserta.
7.     Keputusan Penerimaan
          Langkah terakhir dari proses seleksi adalah tahap yang paling mendebarkan bagi calon pegawai. Disinilah mereka menerima nasib diterima atau di tolak. Untuk menjaga hubungan masyarakat tetap baik, maka bagi calon yang tidak diterima dapat dipertimbangkan untuk kesempatan yang akan datang. Dokumen-dokumen yang dari pelamar yang diterima perlu untuk di dokumentasikan, dan akan berguna bagi program-program pengembangan karyawan yang bersngkutan untuk waktu yang akan datang.
8.     Umpan balik hasil seleksi
          Karyawan baru merupakan hasil akhir dari proses seleksi. Apabila masukan-masukan selama proses seleksi itu di perhatikan dengan seksama dan langkah-langkah seleksi diikuti secara benar, maka para karyawan baru ini merupakan sumber daya yang paling produktif. Karyawankaryawan baru adalah salah satu indikator paling baik suat proses seleksi yang efektif.
             Untuk megevaluasi karyawan baru maupun proses seleksi diperlukan umpan balik. Umpan balik dapat diperoleh dari kinerja karyawan yang bersangkutan. Indikator-indikator lain yang dapat dijadikan impan balik hasil dan proses seleksi antara lain: kepuasan kinerja karyawan, absensi, prestasi kerja.
          Informasi tentang umpan balik ini dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain melalui: penilaian kerja secara berkala, wawancara antara atasan langsung dengan karyawan yang bersangkutan, atau percakapan dengan rekan sesama kerja.

2.3  Syarat-Syarat Seleksi dan Penempatan
      Efektivitas fungsi seleksi dan penempatan sangat ditentukan oleh beberapa syarat penting, dan bahkan tergantung pada informasi-informasi yang diperoleh dari syarat-syarat tersebut. Informasi-informasi yang diperoleh melalui syarat-suarat tersebut akan dijadikan masukan bagi seorang manajer dalam mengambil keputusan penerimaan dan penempatan seorang pekerja. Syarat-syarat yang dimaksud adalah :
1.     Informasi analisis jabatan, yang memiliki diskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar-standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan.
2.     Rencana-rencana sumber daya manusia yang memberikan informasi kepada manajer tentang tersedia atau tidaknya lowongan pekerjaan dalam organisasi.
3.     Keberhasilan fungsi rekrutmen yangn akan menjamn manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih.

2.4  Pengaruh Nilai dan terhadap Seleksi dan Penempatan
      MSDM dalam evolusi teori manajemen, yang dalam perkembangannya tercatat tiga model utama, yakni model klasik, human relations, dan manajemen sumber daya manusia. Nilai-nilai implikasinya dalam MSDM, pengaruh lingkungan (nilai) terhadap MSDM, karena diakui bahwa segala fungsi/aktivitas MSDM sangat sarat akan nilai. Secara eksklusif dan lebih jauh menguraikan nilai affirmative action yang dipandang sebagai manifestasi nilai keadilan sosial.
Perencanaan sumberdaya manusia.
      Analisa dan klasifikasi pekerjaan, yang didahului dengan pengertian analisa pekerjaan, tujuan analisa pekerjaan, yang diketahui terdapat kurang lebih 12 macam tujuan. Masalah rekutmen, dimulai dari pengertian, maksud dan tujuan rekrutmen, alasan-alasan dasar rekrutmen, rekrutmen dan pengaruh nilai, kerena dalam praktek aktivitas rekrutmen ini ditandai oleh persaingan tiga nilai utama keadilan sosial (termasuk affirmative action), efisiensi, dan daya tangkap politik. Masalah seleksi dan penempatan, meliputi pengerian seleksi dan penempatan, syarat-syaratnya, dan pengaruh nilai terhadap aktivitas seleksi dan penempatan. Evaluasi pekerjaan dan kompensasi meliputi pengertian masing-masing, pengaruh nilai dalam evaluasi dan kompensasi.
      Penilaian perfomansi pekerjaan, Produktivitas, Motivasi Kerja, Pelatihan dan Pengembangan, Hubungan antara pekerja-manajemen, tindakan disiplin dan pengaduan yang dapat dilakukan pekerja jika merasa tidak puas atas tindakan disiplin atau tindakan-tindakan manajemen lainnya yang dianggap melanggar hak-haknya. Hak-hak pekerja, yang menyoroti nilai pekerja publik, yang dijelaskan seberapa jauh para pekerja mempunyai hak-hak tergantung pada nilai utama yang mendasari sistem pekerjaan publik.

2.5  Test Keabsahan (Validation) dan Bentuk-Bentuk Keabsahan
      Test validasi adalah penentuan cakupan apakah suatu alat seleksi bersesuaian dengan syarat pekerjaan. Sekalipun validitas dirangsang melalui perhatian keadilan sosial, secara teoritis validitas konsisten juga dengan nilai efisiensi administrasi. Terdapat tiga strategi validitas, yakni:
1.      Empirical Validation. Bentuk keabsahan ini juga dikenal sebagai keabsahan kriteria (criterion validation), yang menghendaki bahwa suatu angka test, dalam pengertian statistik, dapat dikorelasikan secara signifikan dengan unsur-unsur penting dan performansi kerja. Hasil dari test tertulis dapat dibandingkan dengan angka evaluasi performansi. Diasumsikan bahwa suatu kinerja yang memuaskan dapat ditetapkan dan diukur melalui sistem evaluasi performansi dari organisasi.
2.      Construct Validation. Ini mencakup usaha mengidentifikasikan ciri-ciri psikologis atau ketangkasan yang dikaitkan dengan keberhasilan kinerja pekerjaan dan usaha merencanakan suatu test yang mengukur ciri-ciri tersebut.
3.      Content Validation. Ini menuntut bahwa kualifikasi-kualifikasi minimum secara logis akan dikaitkan dengan kewajiban-kewajiban dari jabatan yang akan ditempati oleh para pelamar. Tipe penilaian ini menuntut bahwa pekerjaan harus dianalisis untuk menentukan tugas-tugasnya, keadaan-keadaan khusus yang membuat pekerjaan mudah atau sulit, standar-standar kinerja yang realistik, ketrampilan-ketrampilan, pengetahuan, dan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakari fugas-tugas tersebut sesuai dengan standar-standar tersebut di bawah kondisi-kondisi itu, dan kualifikasi minimal yang diperlukan untuk memastikan bahwa seorang pelamar mempunyai SKAs (Knowledge,Skills and Abilities).

2.6  Metode-Metode Seleksi  dan Penempatan
Sebelum dilanjutkan dengan uraian mengenai metode-metode seleksi dan penempatan, ada baiknya diuraikan berbagai langkah dan tanggungjawab dalam proses staffing, yang meliputi:
1.     Menentukan kebutuhan-kebutuhan sumber daya manusia.
2.     Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan dan/atau mengisi jabatan jabatan.
3.     Mengembangkan kriteria seleksi yang valid.
4.     Pengadaan (rekruit).
5.     Mengadakan test atau sebaliknya men-screening para pelamar.
6.     Menyiapkan daftar dari para pelamar yang berkualitas/lulus.
7.     Mengadakan wawancara terhadap para pelamar yang paling berkualitas.
8.     Mengadakan seleksi pelamar yang paling berkualitas.
      Instansi-instansi akan menjalankan langkah-langkah itu dalam berbagai cara. Hal yang penting di sini adalah bahwa line manager terlibat secara penuh pada langkah-langkah 1, 2, 3, 7 dan 8. Tugas dari departemen kepegawaian adalah membantu line manager untuk mendapatkan dan mempekerjakan pelamar yang paling berkualitas, dan untuk memastikan bahwa proses staffing berlangsung tanpa pengaruh yang tak semestinya dari politik atau sikap pilih kasih.
      Langkah berikutnya dalam proses seleksi adalah menetapkan kualifikasi minimal bagi suatu jabatan melalui analisis jabatan. Ini berkaitan dengan metode-metode tertentu yang dipakai untuk mengukur kualifikasi-kualifikasi dari para pelamar atau pekerja.
Ada 9 metode yang biasanya digunakan, yakni: (1) tinjauan data biografis, (2) test-test bakat/ketangkasan, (3) test-test kemampuan, (4) ujian-ujian penampilan, (5) referensi-referensi, (6) evaluasi kinerja (hanya untuk penilaian promosi dari pekerja-pekerja yang ada), (7) wawancara-wawancara, (8) pusat-pusat penilaian, clan (9) suatu masa percobaan.

2.7  Kendala-Kendala dalam Memilih Metode Seleksi dan Penempatan
      Sulit untuk memilih di antara kesembilan metode seleksi dan promosi tersebut di atas. Kendala-kendala itu berkisar pada:
1.     Tingkat validitas yang berbeda, karena metode-metode tersebut mempunyai tingkat validitas, atau keterkaitan kerja yang berbeda;
2.     Metode-metode itu mempunyai tingkat reliabilitas, atau kekonsistenan angka bagi seorang pelamar ketimbang waktu.
3.     Metode-metode itu mulai dari yang tidak mahal hingga ke yang paling mahal.
2.8  Strategi Validasi Test
      Rekrutmen dan seleksi merupakan suatu tantangan tersendiri bagi para manajer dan direksi karena sangat menentukan pencapaian tujuan perusahaan. Banyak masalha yang dihadapi Indonesia yang terkait dengan lapangan/kesempatan kerja, misalnya suplai angkatan kerja yang melebihi permintaan pasar kerja, masalah pengangguran, masalah kualifikasi karyawan dan lain sebagainya.  Dalam suatu perusahaan, tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tercapainya tujuan perusahaan. Dalam proses rekrutmen dan seleksinya perusahaan harus menggunakan prosedur rekrutmen dan seleksi yang objektif, terperaya dan absah. Oleh karena itu pihak perusahaan harus menentukan ragam pilihan strategis dalam rekrutmen dan seleksi karyawan baru, antara lain:
1.     Perusahaan dapat membuat suatu pilihan strategis yang berfokus pada pendekatan gender dan lingkungan social.
2.     Perusahaan dapat memilih karyawan baru (atau menyewa tenaga kerja kurang terlatih atau yang terlatih dan professional).
3.     Perusahaan membuat keputusan dengan memperhatikan anggaran yang tersedia untuk rekrutmen dan seleksi karyawan.
4.     Perusahaan dapat membuat suatu pilihan strategis untuk mencari sumber tenaga kerja yang belum dimanfaatkan.
5.     Perusahaan membuat keputusan strategis dengan memperhatikan kecanggihan teknologi dari cara baru rekrutmen dan seleksi.
6.     Perusahaan dapat memilih cara yang terbaik, yaitu apakah merekrut dan menyeleksi karyawan dari dalam dan atau dari luar perusahaan.

           






BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
            Seleksi dan penempatan merupakan langkah yang diambil segera setelah terlaksananya fungsi rekrutmen. Seperti halnya fungsi rekrutmen, proses seleksi dan penempatan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia. seleksi dan penempatan merupakan serangkai langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk memutuskan apakah seorang pekerja ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang ada di dalam organisasi.
Syarat-syarat seleksi dan penempatan adalah :
1.     Informasi analisis jabatan, yang memiliki diskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar-standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan.
2.     Rencana-rencana sumber daya manusia yang memberikan informasi kepada manajer tentang tersedia atau tidaknya lowongan pekerjaan dalam organisasi
3.     Keberhasilan fungsi rekrutmen yangn akan menjamn manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan dipilih.
Test validasi adalah penentuan cakupan apakah suatu alat seleksi bersesuaian dengan syarat pekerjaan. Sekalipun validitas dirangsang melalui perhatian keadilan sosial, secara teoritis validitas konsisten juga dengan nilai efisiensi administrasi.
Terdapat tiga strategi validitas, yakni: (1) empirical validation, (2) construct valida-tion, dan (3) content validation.
Kendala-kendala dalam memilih metode seleksi adalah: (1) tingkat validitas yang berbeda, karena metode-metode tersebut mempunyai tingkat validitas, atau keterkaitan kerja yang berbeda; (2) metode-metode itu mempunyai tingkat reliabilitas, atau kekonsistenan angka bagi seorang pelamar ketimbang waktu (3) metode-metode itu mulai dari yang tidak mahal hingga ke yang paling mahal.








DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Rineka Cipta. 2009).
Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Kencana, 2009).
Sofyandi, Herman. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta: GRAHA ILMU. 2013).
Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Bandung: Erlangga, 2012)

Komentar

Postingan Populer